Working languages:
Indonesian to English
English to Indonesian

Shanti Pangestu
Connecting people with language

United States
Local time: 17:57 PDT (GMT-7)

Native in: Indonesian 
  • PayPal accepted
  • Send message through ProZ.com
Feedback from
clients and colleagues

on Willingness to Work Again info
10 positive reviews
(8 unidentified)

 Your feedback
Account type Freelance translator and/or interpreter
Data security Created by Evelio Clavel-Rosales This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
Services Translation, Interpreting, Editing/proofreading, Voiceover (dubbing), Subtitling, MT post-editing, Transcription, Training, Desktop publishing
Expertise
Specializes in:
Finance (general)Business/Commerce (general)
Certificates, Diplomas, Licenses, CVsComputers (general)
InsuranceInternational Org/Dev/Coop
IT (Information Technology)Law (general)
Medical (general)Military / Defense

KudoZ activity (PRO) PRO-level points: 10, Questions answered: 8
Payment methods accepted Wire transfer, Money order | Send a payment via ProZ*Pay
Portfolio Sample translations submitted: 2
English to Indonesian: Different Weapons - Asia-Pacific nations use varied tactics to fight terrorism
General field: Other
Detailed field: Military / Defense
Source text - English
Success against violent radicalism hinges on using the right weapons. But not all weapons against terrorism are violent. Every country that deals with terrorism has its own tools for fighting it, whether they’re used by the military, the police, politicians or citizens themselves. Following are a few examples of the ways countries across the Asia-Pacific region are standing up for security and safety.

Indonesia: Force and Reform
Indonesia uses its police and military forces both as weapons and as reformers. For the island nation, fighting radicalism means not just suppressing violence, but also helping former radicals rejoin society as functional, nonviolent people.

Nasir Abbas was once a militant member of Jemaah Islamiyah, Southeast Asia’s most prominent radical organization, but he has now renounced violence and is often held up as a success story of Indonesia’s terrorist deradicalization program. Abbas, formerly a senior Jemaah Islamiyah commander, taught some of the men who plotted the 2002 Bali resort bombings that killed more than 200 people. Today, Abbas is the most famous alumnus of the government program that uses scholarly religious debate and family support to reconnect former militants with their own society.

“Because terrorism is an ideologically motivated crime, it is not possible to stop it using mere physical operations,” said Ansyaad Mbai, the head of the Indonesian government’s Counter-Terrorism Coordinating Desk, in a report from McClatchy Newspapers. “Based on our experience, the harder we hit them with military force, the more radical they become.”

The emphasis on working together is also visible in the cooperation between Indonesia’s police and its military to control radical violence. The Indonesian National Police and the Armed Forces of Indonesia participate in seminars and exercises together to hone their counterterrorism skills. The result: Methodical police work and government anti-radicalism programs have reduced Jemaah Islamiyah to a remnant of its former self. The counterterrorism effort has also benefited from public revulsion at a string of bombings against civilians.
Translation - Indonesian
Keberhasilan melawan kekerasan radikal tergantung pada penggunaan senjata yang tepat. Tetapi tidak semua senjata melawan kekerasan merupakan senjata kekerasan. Setiap negara yang berurusan dengan kekerasan mempunyai cara tersendiri untuk melawannya, baik yang digunakan oleh tentara, polisi, politisi ataupun para penduduk. Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana negara-negara di daerah Asia Pasifik menjaga keamanan dan keselamatan warga.

Indonesia: Kekuatan dan Perbaikan
Indonesia menggunakan kekuatan polisi dan tentara sebagai senjata dan alat pembaharu. Untuk negara kepulauan tersebut, memerangi radikalisme bukan hanya berarti menindas kekerasan, tetapi juga menolong mantan pelaku radikalisme kembali memasuki masyarakat sebagai manusia yang berguna dan damai.

Nasir Abbas dulunya adalah anggota Jemaah Islamiyah, kelompok radikal yang paling terkenal di Asia Tenggara, tetapi dia sekarang telah berpaling dari kekerasan dan sering dijadikan contoh yang berhasil dalam kegiatan pembinaan pelepasan radikalisme di Indonesia. Abbas, mantan komandan tinggi Jemaah Islamiyah, pernah melatih beberapa orang yang merencanakan pemboman tempat peristirahatan di Bali pada tahun 2002 yang telah mengakibatkan kematian lebih dari 200 orang. Sekarang, Abbas menjadi lulusan yang paling terkenal dari kegiatan pemerintah yang memanfaatkan debat agama secara ilmiah dan dukungan keluarga untuk menghubungkan kembali para mantan para militan tersebut kepada masyarakat mereka.

“Karena kekerasan merupakan kejahatan yang didorong oleh ideologi, maka tidaklah mungkin untuk menghentikannya hanya dengan menggunakan cara kekerasan,” demikian menurut Ansyaad Mbai, ketua Koordinasi Anti Kekerasan pemerintah Indonesia, dalam laporan McClatchy Newspapers. “Berdasarkan pengalaman kami, lebih keras kami menghantam mereka dengan kekuatan tentara, lebih keras lagi sikap radikal mereka.”

Pentingnya bekerjasama juga terlihat dalam kerjasama antara pihak polisi dan tentara Indonesia untuk mengatasi kekerasan radikal. Kepolisian Nasional Indonesia dan Angkatan Bersenjata Indonesia turut serta dalam pembicaraan dan latihan bersama untuk mengasah kemampuan mereka dalam melawan kekerasan. Hasilnya: Kegiatan sistematis dari polisi dan anti radikal dari pemerintah telah berhasil mengurangi Jemaah Islamyah hingga tinggal sisanya. Upaya anti kekerasan juga telah mendapatkan keuntungan dari penentangan masyarakat terhadap rangkaian pemboman terhadap masyarakat sipil.
English to Indonesian: Bollywood Heads for China
General field: Other
Detailed field: Media / Multimedia
Source text - English
The Indian film industry hopes a recent conference held in Macau, China, will boost Bollywood’s popularity in China and capitalize on existing interest there. Bollywood star Amitabh Bachchan thinks there’s already a market. He was once recognized by Chinese tourists while filming a movie in the Indian city of Jaipur. “I was very surprised to see them knowledgeable about Indian cinema,” he said. “They came up for autographs. And indeed, some of the ladies were wearing Indian costumes. I would like to believe they were inspired by Indian film.” International Indian Film Academy weekend in Macau coincided with the International Indian Film Academy Awards in June.

Asian Film Industry an International Rising Star

Asian filmmakers are promoting their region by crossing borders and thinking globally. As an increasing number of Asian films feature international casts and plotlines — like Korean films Perhaps Love and Krrish, and Hong Kong’s The Myth — budgets and audiences are getting bigger, and the regional film industry’s identity is emerging. That’s attracting attention in Hollywood, which is remaking more and more Asian films, like The Ring, Shall We Dance and The Lake House. Disney, Miramax and Sony Pictures are starting to target Asian markets, even as Korea, Hong Kong and China are eyeing the growing U.S. demand for kung fu and action movies. Recently, Typhoon became the first Korean film to be shown in a major U.S. theater. Asian film is used to taking a backseat to Hollywood — but now it’s showing strong signs of catching up.
Translation - Indonesian
Industri film India berharap bahwa pertemuan yang baru-baru ini diadakan di Macau, China, dapat mendorong ketenaran Bollywood di China dan mengambil keuntungan dari minat yang sudah ada di sana. Bintang Bollywood Amitabh Bachchan berpendapat bahwa telah ada pasar di sana. Ia pernah dikenali oleh para wisatawan China ketika sedang membuat film di kota Jaipur, India. “Saya sangat terkejut saat menyadari pengetahuan mereka mengenai perfilman India,” katanya. “Mereka datang untuk meminta tandatangan. Dan malahan, beberapa wanita mengenakan busana India. Saya ingin percaya bahwa mereka terilhami oleh film India.” Pertunjukan akhir pekan International Indian Film Academy di Macau terjadi bersamaan dengan International Indian Film Academy Awards yang diadakan pada bulan Juni.

Industri Film Asia Bintang Internasional Yang Sedang Naik

Pembuat film Asia mengembangkan daerah mereka dengan melangkahi batas dan berpikiran mendunia. Dengan bertambah banyaknya film Asia yang dibintangi pemain-pemain dan jalan cerita yang mendunia – seperti film Korea Perhaps Love dan Krrish, dan film Hong Kong The Myth – jumlah anggaran dan penonton membesar, dan jati diri industri film daerah meningkat. Hal ini menarik perhatian di Hollywood, yang membuat ulang lebih banyak lagi film-film Asia seperti The Ring, Shall We Dance dan The Lake House. Perusahaan film Disney, Miramax dan Sony mulai membidik pasar Asia, saat Korea, Hong Kong dan China juga memperhatikan permintaan A.S. yang meningkat untuk film-film kung fu dan aksi. Akhir-akhir ini, Typhoon menjadi film Korea pertama yang dipertunjukkan di gedung bioskop besar di A.S. Film Asia dulunya berada di urutan belakang dibandingkan dengan Hollywood – tetapi sekarang mulai menunjukkan tanda penyusulan.

Experience Years of experience: 19. Registered at ProZ.com: Apr 2010.
ProZ.com Certified PRO certificate(s) N/A
Credentials English to Indonesian (Judicial Council of CA, verified)
Indonesian to English (Judicial Council of CA, verified)
Memberships ATA
Software Adobe Acrobat, Dreamweaver, FrameMaker, Microsoft Excel, Microsoft Word, WinCAPS, Powerpoint, SDLX, Trados Studio
Website https://www.indonesian-interpreter.com/
CV/Resume English (DOC)
Professional practices Shanti Pangestu endorses ProZ.com's Professional Guidelines (v1.1).
Bio
Qualifications
- US Department of State Contract interpreter
- Registered Court Interpreter by the Judicial Council of California
- Native Bahasa Indonesian speaker and fluent in English.
- Simultaneous, consecutive, telephonic and sight interpretations.
- Conferences, court hearings, proceedings and depositions, transcriptions, editing, proofreading, website translation, educational records, medical records and express translation services.

Specialties
- Legal: courtroom hearing and trials, deposition, deposition transcript review, interviews, workers compensation related matters.
- Immigration: asylum interviews, asylum hearings, adjustment of status etc.
- Medical: physical and mental medical examinations, pre- and post- treatment check-up, medical and health education etc.
- Business: conference interpreting for various business conferences, corporate meetings, sales trainings, achievement award events, etc.

Personal Information
I am a native Indonesian speaker (I was born and raised in Jakarta, Indonesia) and has been speaking English daily since 1995 (when I moved to the US).

I like to read, cook, write, and enjoy the sunshine in my spare time. If I could get a longer spare time, I love to travel. I like new experiences, meeting new people, trying local foods, and learning about the history about anything interesting.
Keywords: English and Indonesian interpreter and translator


Profile last updated
Oct 17, 2022



More translators and interpreters: Indonesian to English - English to Indonesian   More language pairs